Konservasi di Tengah Pandemi

Apa kabar kegiatan konservasi ditengah pandemi Covid-19 seperti ini? Pemberlakuan PPKM Darurat membuat beberapa event ekowisata konservasi tak lagi dibuka untuk publik. Goa Cemara salah satunya, destinasi dengan event edukasi konservasi ini tidak menjalankan event release tukik penyu seperti tahun-tahun sebelumnya. Event pada musim migrasi penyu 2021 kali ini hanya dilaksanakan tertutup oleh petugas dan masyarakat pegiat konservasi saja.

Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi Penyu Mino Raharjo ( KOMPAK ) Gadingsari, merilis sejumlah kurang lebih 600 ekor tukik pada hari Rabu, 21 Juli 2021, di pesisir Pantai Goa Cemara, Patihan, Gadingsari, Sanden, Bantul, DI Yogyakarta.

Rilis tukik penyu berjenis Lekang ini adalah kali ke empat dalam Musim Migrasi Penyu 2021 di Pantai Goa Cemara. Saat ini masih ada 300 tetasan baru dan 35 sarang siap tetas yang ada di hatchery. Dengan jumlah telur antara 50 sampai 120 butir pada setiap sarangnya.

Musim Migrasi Penyu 2021 berlangsung antara April sampai September. Selanjutnya kemungkinan masih banyak lagi penyu yang mendarat sampai dua bulan mendatang.

Ekowisata Konservasi Ditengah Pandemi

Rilis tukik kali ini dilakukan secara mandiri dan tanpa seremonial, karena pandemi dan PPKM. Pada rilis di tahun-tahun sebelumnya, KOMPAK Gadingsari selalu melibatkan masyarakat untuk ikut rilis sebagai upaya kampanye kelestarian dan pengenalan konservasi.

Subagyo, Ketua KOMPAK Gadingsari mengatakan, bahwa musim migrasi penyu memang sesuatu yang periodik, tidak terpengaruh dengan situasi kecuali alam berubah.

Justru dengan lebih sedikitnya orang yang beraktifitas, alam menjadi cukup beristirahat, penyu mendarat ternyata dua tahun ini juga lebih banyak. Dan saat itu terjadi, maka mau ndak mau kita harus tanganimeski tidak ada event ekowisata untuk umum.” Imbuhnya.

Sebagai bagian dari kampanye pelestarian, KOMPAK menggandeng Pokdarwis Pantai Goa Cemara untuk mengadakan kegiatan edukasi konservasi kepada masyarakat luas. Namun memang karena keadaan konservasi ditengah pandemi, kegiatan musim ini tertutup untuk umum.

konservasi ditengah pandemi
konservasi ditengah pandemi covid-19

Kita ketahui bersama bahwa penyu merupakan hewan dilindungi, dan keberadaannya sudah sangat langka. 6 dari 7 jenis penyu di dunia berada di perairan Indonesia, dan salah satunya adalah penyu Lekang.

Tak hanya penyu Lekang saja yang mendarat. Di pesisir Bantul juga menjadi tempat mendarat penyu Belimbing dan penyu Sisik untuk bertelur pada setiap musim migrasi.

Penyu-penyu ini mendarat di pesisir Bantul karena memang kontur. Dan material pasir yang ada di bentang pantai Bantul sangat mendukung untuk proses hatchery telur-telur penyu pada musim migrasi.

Kompak Gadingsari

Kelompok Masyarakat Pegiat Konservasi Penyu Mino Raharjo di Gadingsari adalah salah satu dari kelompok masyarakat. Yang berperan aktif dalam kegiatan konservasi penyu di pesisir Bantul. Memulai kegiatan dari 2010, KOMPAK Gadingsari telah melepas liarkan puluhan ribu ekor tukik penyu.

Di awal kegiatan, KOMPAK Gadingsari berhasil melepas 300 tetasan tukik. Terus bertambah pada setiap musimnya. Hingga tahun 2020 sejumlah kurang lebih 4000 ekor tukik berhasil ditetaskan dan dilepas liarkan ke Samudra Indonesia.

KOMPAK Gadingsari merupakan kelompok relawan pelestari berbasis masyarakat yang melakukan kegiatan pelestarian mandiri. Dibina dan didampingi oleh Pemerintah Desa Gadingsari, BKSDA DIY, dan DKP Proponsi DIY.

Untuk kegiatan pengelolaan dan kampanye didukung oleh Pokdarwis Pantai Goa Cemara serta Dinas Pariwisata Bantul. Dan sebagai usaha pengamanan dan perlindungan zona konservasi, dibantu sepenuhnya oleh aparat keamanan Negara. Polisi termasuk Polairud, TNI baik itu AD, AU maupun AL yang memang instansi tersebut mempunyai pos di wilayah pesisir Bantul.