Gumuk Pasir

Secara fisik gumuk pasir merupakan gundukan bukit-bukit pasir yang secara alamiah terbentuk oleh alam dengan proses yang sangat panjang. Melibatkan gunung, sungai, lautan, daratan, dan kekuatan angin. Tak banyak kita temukan memang, salah satunya adalah yang ada di pantai selatan Jawa. Menghampar dari Parangtritis Jogjakarta hingga Kebumen Jawa tengah.

Umumnya gumuk pasir yang ada di pantai selatan Jogja berbentuk membentang pendek sejajar dengan garis pantai, dengan ketinggian antara 50cm sampai beberapa meter. Bahkan di beberapa spot seperti Wedi Duwur, Parangkusumo, Pertapan, Bulak Bodho dan lain-lain gumuk lama bisa mencapai puluhan meter di atas permukaan laut.

Hanya saja di tahun belakangan keberadaan gumuk pasir terancam dikarenakan aktifitas penambangan serta desakan lahan pertanian maupun bangunan.

Gumuk Pasir Jogja

Ada salah kaprah tentang keberadaan gumuk pasir Jogja. Kebanyakan orang mengira gumuk hanya ada di Parangkusumo, sebelah Pantai Parangtritis. Padahal sebenarnya gumuk pasir membentang hampir 60 kilo meter di pantai selatan Jogja dan Jawa Tengah.

Hanya saja spot paling terkenal memang gumuk pasir Parangkusumo dan gumuk pasir Barchan. Didukung pula dengan adanya museum gumuk pasir yang ada di wilayah itu.

Museum ini dikhususkan laboratorium geospasial pesisir. Menyimpan berbagai benda yang berkaitan dengan ekosistem pesisir pantai, seperti berbagai jenis batuan, pasir, herbarium, serta tersedia ruang audio visual yang nyaman untuk mengenal dan memahami gumuk pasir.

Gumuk Pasir atau Sand Dune merupakan sebuah bentukan alam karena proses angin disebut sebagai bentang alam eolean (eolean morphology). Angin yang membawa pasir akan membentuk bermacam-macam bentuk dan tipe gumuk pasir.

Morphology atau bentang alam ini sering dijumpai di daerah gurun. Namun menariknya walaupun Indonesia ini beriklim tropis yang banyak hujan ternyata ada juga daerah di Indonesia yang memiliki bentang alam yang unik ini.

Gumuk Pasir Pantai Selatan Jawa

Pantai berpasir di sebelah selatan Jogjakarta hingga sebelah Selatan Kebumen satu-satunya tempat di Indonesia yang memiliki bentang alam atau memiliki topografi eolean ini.

Yang sering menjadi pertanyaan adalah, “Mengapa ada pasir sebanyak itu, padahal kebanyakan daerah di Indonesia ini dipenuhi dengan hutan dan pepohonan ?”

Dari segi geologi tentunya sulit mendapatkan daerah yang sangat kering di Indonesia karena daerahnya selalu terkena hujan. Walaupun banyak penggundulan hutan tetapi toh itu bukan penyebab terbentuknya daerah gurun looh. Penggundulan hutan menyebabkan longsoran dan juga banjir saja.

Gumuk Pasir atau Sand Dune merupakan sebuah bentukan alam karena proses angin disebut sebagai bentang alam eolean (eolean morphology). Angin yang membawa pasir akan membentuk bermacam-macam bentuk dan tipe gumuk pasirKalau melihat peta lokasi disebelah ini, dapat dilihat bahwa ada satu sungai utama yang besar yang menoreh bukit-bukit dan gunung-gunung dan akhirnya membawa material dari gunung-gunung api yang masih aktif, yaitu Sungai Progo. Sungai Progo merupakan sungai utama yang membawa hasil gerusan batubatuan volkanik yang berasal dari Gunung Merapi-Merbabu. Juga hasil penorehan di gunung-gunung Sindoro disebelah barat laut.

Bongkahan-bongkahan serta pasir -pasir itu dibawa oleh sungai-sungai ini dari ujung puncak gunung ,,,, nggelundung sebagai bongkah-bongkah … kemudian terbawa menjadi pecah sebagai kerikil … terus ngglundung lagi dan pecah menjadi butiran-butiran pasir-pasir. Sebagian masih ada yang terendapkan namun tentu saja ada yang jauuh yang terbawa arus sungai.

Coba tengok gambar sungai disebelah ini. Sumbernya berasa dari gunung disebelah utaranya. Bukit ini akhirnya tertoreh oleh air hujan dan akhirnya dibawa ke laut dan diendapkan sebagai endapan delta di muaranya.

Secara mudah delta terbentuk karena proses-proses sungai ini. Delta merupakan tempat penumpukan material-material yang dibawa oleh sungai. Karena di muara sungai arusnya sudah sangat lemah maka seluruh barang bawaan sungai ini ditaruh saja di mulut sungai.

Kenapa tidak terbentuk delta di selatan Jawa ini ?

Disinilah uniknya laut selatan. Kalau di Balikpapan dimana lautnya berhadapan dengan Selat Makassar yang alun ombaknya tenang, maka disana terbentuk delta yang disebut dengan Delta Mahakam. Sedangkan di selatan Pulau Jawa ini alun atau ombaknya sangat kuat sehingga batuan atau sedimen pasir yang barusaja diendapkan akan terkena ombak. Oleh sebab itu karena ombaknya sangat besar, maka diselatan disekitar muara Sungai Progo tidak ada delta yang terbentuk hal ini disebabkan semua sedimennya di acak-acak lagi oleh gempuran laut selatan.

Jadi pasir yang sudah sampai di pinggir laut tadi tidak tertumpuk di mulut sungai tetapi disebarkan ke kiri kanan selebar hingga 50-60 Km. Mulai dari Pantai Parangtritis di selatan Jogja, Pantai Samas, Pantai Goa Cemara hingga Pantai Congot di sebelah baratnya.

Nah gunung api yang ada disebelah selatan Pulau Jawa ini sangat aktif. Terutama saat ini Gunung Merapi yang selalu mengeluarkan material berupa batu, kerikil dan pasir. Material-material pasir inilah yang menjadikan pantai selatan Jogja sangat kaya dengan pasir.

Bagaimana terbentuknya gumuk-gumuk pasir yang indah ini ?

Setelah diendapkan di pinggir pantai, laut menahan pasir-pasir ini dengan ombaknya, terbawa arus menyamping sepanjang garis pantai terdekat. Menumpuk di daratan sampai akhirnya angin dari Samudera Hindia yang sangat kuat menghempas mendistribusikan kembali ke utara. Angin dari laut selatan ini yang menatah dan mengukir menjadi arsitektur-arsitektur alam yang memukau di pantai selatan Jogja.

Keindahan bentuk gumuk pasir tidak saja hanya dari konturnya, tetapi juga tekstur-tekstur permukaan yang unik akibat hembusan angin.

Banyak ragam bentukan indah nan mempesona ini bisa dinikmati mulai dari pantai selatan Jogja hingga pantai selatan Kebumen sepanjang kurang lebih 60 Km.

Jelajah Gumuk Pasir

Terancamnya eksistensi gumuk pasir dengan pertambangan liar adalah yang paling membahayakan. Keberadaan gumuk pasir akan musnah bahkan dalam hitungan bulan karena pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Hal ini tejadi pada situs Wedi Duwur di wilayah Gadingsari dan Gadingharjo Sanden maupun di wilayah lain.

Sangat lebih berbahaya daripada pemanfaatan gumuk pasir untuk perluasan lahan, karena notabene tidak ada pengerukan atau pemindahan pasir masiv secara berlebihan pada area pertanian.

Pemanfaatan paling disarankan adalah dengan mengelola situs gumuk pasir dalam lingkup wisata. Campur tangan manusia dalam perubahan bentuk morfologi gundukan pasir dapat diminimalisir. Hal ini terjadi pada gumuk pasir Barchan dan gumuk Parangkusumo.